Om Swastyastu
Isi dari postingan ini merupakan tugas praktek mata kuliah dari Upakara yang senantiasa saya bagikan kepada pembaca, mungkin sekiranya diantara kita yang dapat membutuhkan informasi dan ingin tahu tentang bagaimana Banten Prayascita itu. Baik langsung saja!
Dalam agama Hindu di Bali mengenal dengan adanya Banten. Banten adalah persembahan dan sarana bagi umat Hindu untuk mendekatkan diri dengan Ida Shayng Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Kuasa. Banten juga merupakan wujud rasa terima kasih, cinta dan bakti kita kepada Beliau karena telah dilimpahi Wara Nugraha-Nya. Secara mendasar dalam agama Hindu, Banten juga dapat dikatakan sebagai bahasa agama.
Pengertian Banten Prayascita
Banten itu sendiri dapat dibagi lagi sesuai dengan kegunaannya, salah
satunya ialah Banten Prayascita. Prayascita berasal dari suku kata pra =
sebelum dan citta=pikiran. Prayascita mengandung arti penyucian dari
segala kesedihan atau juga kekotoran. Banten Prayascita biasanya
dipergunakan untuk membersihkan atau mensucikan pikiran sebelum
dilaksanakan upacara – upacara suci seperti melaspas bangunan, peralatan
elektronik atau kendaraan yang baru dibeli, ataupun untuk kemalangan /
sebel / cuntaka dari seseorang dll.
Unsur Banten Prayascita
Berikut adalah unsur-unsur dari Banten Prayascita :
- Tamas gede atau nyiru dan aled sebagai simbol windhu memiliki makna kekuatan penyucian (pawitra)
- Sampian nagasari memiliki makna memohon sarining merta (hasil yang murni untuk kehidupan)
- Penyeneng biasa (madya) memiliki makna kehidupan kehadapan sang hyang siwa
- Pebersihan payasan
- Lis senjata, lis berasal dari kata “les”,yang artinya inti dan memiliki makna inti permohonan adalah kesucian
- Sampian padma
- Jajan uli, bagina, roti kukus, dan cerorot memiliki makna bahwa manusia berterimakasih atas anugerah yang di berikan berupa pikiran sehingga mampu mengolah sesuatu yang bisa menjadi suatu karya seni yang indah baik dari rasa juga tampilannya.
- Tape gede, pinang, tebu adalah simbol manusia yang menghuni bumi sebagai bagian dari alam ini
- Tempat nasi dari kelongkong
- Coblong berisi daun dapdap yang diulek diisi sedikit air
- Peras tulung sayut (sorohan alit/ tebasan alit)
- Daun cabe bun, daun dapdap dan padang lepas
- Payuk pere berisi toya yang bercampur dengan bunga tunjung, cempaka putih/kuning(bunga yang serba harum)
- Beras kuning bertempatkan takir
- Bungkak yang di kasturi (bungkak nyuh gading)
Banten
prayascita difungsikan untuk menetralisir leteh atau sebel. Misalnya setelah
uasai upacara ngaben, maka di balai banjar oleh masyarakatnya telah
dipersiapkan banten prayascita tersebut.
Jika seseorang
tidak nyaman melakukan beramai-ramai, maka dia akan membuat sendiri banten
prayascita tersebut untuk dipergunakan sendiri. Untuk melukat, maka banten
prayascita ini harus dihaturkan oleh pemangku/sulinggih, yang mungkin saja di
tambah lagi banten rentetannya. Dipakai juga untuk mengupacarai barang-barang
yang bernilai ekonomis seperti: mobil, motor, mesin jahit, dan lain sebagainya.
Fungsi dan tujuannya adalah untuk keselamatan pemakaiannya agar barang-barang
yang baru di beli tersebut tidak membawa sial.
Mantra banten Prayascita
- Memercikan tirtha dengan lis (prayascita)
Mantra
: pakulun ngadeg sira sang janur kuning turun bhatara ciwa hulun angaturaken
busung mereke, busung meringgit, ron sarwe leluwes, mas aworane komala manik
winten, angilangane sakwehning dasamala, sebel kandel awighna, tutuga sapta wrdhah.
Om
sri ya namo
namah swaha.
Om
jreng jreng sabuh angadeg nagilang akna sarwa kalan ira sang linislisan
Om
sabur sweta, sabur rakta, sabur pitha Sabur
krsna, sabur manca warna sarwa karya prayascita ya suci nirmala ya namo namah
swaha
- Prayascita
Mantra
: om prayascita kare yegi
Catur
warna wicintayet
Catur
wawtranca puspadyam
Ang
greng bya stawa samam
Om
agni rahasia mukam mungguh bungkahing hati angeseng saluwuring dasamala, teka
geseng,geseng,geseng
Matur Suksme,
Om Santih Santih santih Om
Tidak ada komentar:
Posting Komentar